

Pertimbangan Adaptasi Fungsi dalam Konteks Pelestarian Bangunan Heritage di Kawasan Hunian Bersejarah
Kamis, 24 Maret 2022
18.30 – 21.00 WIB
Pembicara :
1. Prof. Dr-Ing. Ir. WidjajaMartokusumo.
(Dosen Arsitektur ITB / Ahli Pelestarian Arsitektur)
2. Ar. G. Budi Yulianto, IAI., AA.
(Ketua Umum IAI, Arsitek Pemrakarsa bangunan Kantor IAI Jawa Barat)
3. Ir. Slamet Taslim
(Pemilik Bangunan Cafe Antico)
Moderator:
Puspa Dwigina, S.T., IAI
KUM : 2.5
Link Pendaftaran: https://bit.ly/HWT05-AdaptiveReuse
Pendaftaran GRATIS
Biaya cetak sertifikat digital Rp 50.000,-
(Hanya untuk yang memerlukan Sertifikat Digital)
Transfer ke Rek. Bank Mandiri
132-00-00088832
(a.n. IAI Jawa Barat 2)
Narahubung:
+62 821 3053 7433 (Sekretariat IAI)
Bukti transfer dikirimkan ke narahubung
Dinamika perkembangan kota dan tekanan pembangunan yang tinggi di kota-kota besar di Indonesia seringkali merambah ke kawasan hunian bersejarah, yang memicu tidak hanya terjadinya perubahan fungsi pada kawasan hunian tersebut, melainkan juga rusaknya bangunan dan kawasan heritage. Fenomena ini telah terjadi cukup lama, salah satunya di kawasan hunian bersejarah di Kota Bandung.
Perubahan fungsi dalam proses pelestarian sebenarnya secara prinsip dimungkinkan. Di dalam Burra Charter dijelaskan, bahwa adaptasi bisa dibolehkan, dengan syarat: hanya apabila adaptasi tersebut memberikan dampak minimum terhadap signifikasi budaya bangunan (tempat) yang dipugar. Adaptasi hanya boleh mengakibatkan perubahan fisik (mengubah fabric yang penting) secara minimal; itu pun setelah mempertimbangkan berbagai alternatif.
Bagaimanakah cara mengendalikan perubahan fungsi yang terjadi di lapangan dan melakukan adaptasi fungsi bangunan heritage yang baik dan benar? Mari kita ikuti perbincangannya dalam Heritage Walk & Talk ke-5.